Menantu Dewa Obat

Chapter 52



Chapter 52

Bab 52 CHAPTER

“Reva, bukankah kau mengatakan bahwa kau dan Austin sudah tak berhubungan lagi? Tanya Nara dengan heran. “Sebenarnya berapa banyak hal yang kau sembunyikan dariku?”

“Aku juga tidak tahu kartu ini begitu berkuasa. Aku pikir itu hanya kartu member biasa saja!”

Sambil berkata Reva menyerahkan kartu itu kepada Nara: “Ini, kuberikan padamu.”

Nara memainkan kartu VVIP itu ditangannnya sejenak dan kemudian akhirnya dia menyerahkan kartu itu kembali kepada Reva:”Simpan kartu ini dengan baik. Jangan

sampai orang tuaku melihatnya.”

“Kalau tidak, kartumu pasti akan hilang!”

Hati Reva tiba-tiba merasa hangat ternyata Nara masih memikirkannya.

Manajer Kai membawakan menu secara langsung: “Tuan Lee, nona Shu, barusan aku memanggil koki kami kesini.”

“Jika kalian berdua butuh sesuatu, langsung katakan saja padaku.”

Nara mengambil menu itu dan meliriknya, matanya langsung terbelalak lebar: “Mahal sekali?”

Makanan yang ada di menu itu yang termurah bahkan lebih dari seribu dolar.

Nara sudah pernah makan di sini beberapa kali. Biaya konsumsi di Spoon & Stable tidak terlalu rendah tetapi juga tidak terlalu tinggi.

Manajer Kai dengan cepat tersenyum dan berkata, “Nona Shu, ini adalah menu yang hanya dapat dilihat dengan kartu member diatas level Diamon. Tentu saja menu ini berbeda dari menu yang biasa dilihat oleh member lainnya.”

“Makanan yang tercantum di atas menu itu semua adalah masakan terbaik dari koki kami.”

“Koki kami pernah ikut berpartisipasi dalam kompetisi nasional dewa makanan dan mendapat tempat yang cukup bagus dalam peringkat sepuluh besar. Tentu saja, makanan yang dia masak juga sudah pasti sangat mahal!”

Nara tampak tercengang. Dia melihat harga di menu ini. Dengan menghitung hanya dia dan Reva yang makan di sini saja biayanya sudah pasti puluhan ribu.

“Eeh, Manajer Kai, lebih baik …lebih baik kau beri kami menu yang biasa saja …”

“Tidak perlu terlalu boros. Hanya kami berdua saja yang makan!”

Nara berkata dengan canggung.

Manajer Kai dengan cepat tersenyum dan menjawab, “Nona Shu, mungkin kau belum mengetahuinya. Semua pembelian dengan kartu VVIP di toko ini gratis.”

Mata Nara semakin melebar. Makan di tempat mewah seperti Spoon & Stable ini dengan gratis?

Jika ada tujuh atau delapan orang yang datang kesini untuk makan bukankah Spoon & Stable akan rugi?

Manajer Kai melanjutkan berkata sambil tersenyum: “Member VVIP harus diperlakukan sesuai dengan hak yang seharusnya diperoleh oleh member VVIP.”

“Jika anda memberi tahu bos aku bahwa aku hanya memberi anda menu member biasa, maka aku akan sulit untuk menjelaskannya kepada bos aku.”

Nara melirik Reva yang mengangguk sambil tersenyum ringan.

Nara baru saja mulai memesan makanan dan tentu saja dia tidak memesan makanan yang terlalu mahal.

Sekalipun tagihannya gratis dia juga bukan tipe orang yang suka mengambil keuntungan dari orang lain.

Manajer Kai kemudian mengambil daftar pesanan itu dan turun untuk menyibukkan diri.

Reva memandang Nara dan tiba – tiba bertanya,” Nara, apa yang terjadi dengan Hiro?”

Nara yang ditanya untuk sesaat tertegun: “Ada apa dengan Hiro?”

Reva kemudian menceritakan apa yang terjadi hari ini.

Mata Nara langsung melebar: “Apa!?”

“Dia menjadi sekretarisku?”

“Bagaimana mungkin?”

“Aku tidak pernah mempekerjakannya selain itu aku juga tidak membutuhkan sekretaris dan sopir!”

Reva tersenyum. Dia sudah menduga bahwa Hiro pasti berbohong tentang masalah ini.

Harus di katakana bahwa orang ini benar – benar licik dan jahat.

Dia sengaja mengatakan kata – kata seperti itu di belakang Nara bukankah sengaja ingin membuat Reva dan Nara bertengkar? Benar – benar jahat!

Ketika makanan disajikan, Reva menatap Nara dan bertanya dengan suara rendah, “Nara, kamu sepertinya tidak dalam suasana hati yang baik, apa yang terjadi?”

Raut wajah Nara tampak muram lalu dia berbisik, “Tidak ada apa-apa, kau tidak perlu khawatir tentang itu!”

Melihat ekspresi Nara yang seperti itu Reva tahu pasti ada sesuatu yang disimpan di benaknya.

Tetapi perangai Nara memang seperti itu.

Jika ada apa – apa dia lebih suka memendamnya sendiri daripada memberi tahu orang lain.

Reva juga tidak bertanya lebih jauh lagi dan berkata dalam hatinya, “Nara, apa pun yang terjadi, aku akan membantumu menyelesaikannya! Aku tidak akan pernah membiarkanmu dianiaya!”

Next ChapterContent protected by Nôv/el(D)rama.Org.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.