Bab 115
Bab 115
Bab 115
“Kamu juga penggemarnya?” Xavier meletakkan tangannya pada pipi tembemnya : “Namun, seleramu dalam memilih idola cukup buruk.”
“Perkataan kakakku ada benarnya.” Javier juga menyetujui lalu menambahkan : “Paman Wilson, kalau kamu menyukainya, berhati-hatilah rumahmu bisa dirubuhkan kapan saja.”
Wilson teringat, seburuk apapun Samantha, dia tetaplah ibu kandung dari dua bocah kesayangan di Keluarga Costan itu.
Dan karena alasan ini juga, Keluarga Costan tidak akan membiarkan Samantha tenang-tenang saja.
“Merubuhkan rumah? Sepertinya kalian berpikir terlalu jauh.” Wilson berkata sambil bercanda : “Ada beberapa hal yang tidak akan terjadi seumur hidup ini….”
“Kalau begitu kita tunggu dan lihat saja.” Xavier berkata dengan tidak setuju : “Paman, ada beberapa hal yang mungkin terlihat tidak memungkinkan untuk saat ini, tapi kedepannya tidak ada yang tahu…”
Karena ibunya sudah berkata seperti itu, maka dia percaya hal itu pasti akan terjadi.
Didepan pintu rumah sakit, Samantha merasa kalau Rolls-Royce yang baru melaju pergi itu kelihatan sedikit familiar.
Seingatnya dia seperti pernah melihat mobil itu, tapi dia tidak bisa mengingat dimana.
Saat siang, Asta mengusirnya jadi dia pun pergi dari rumah sakit dengan kesal.
Namun….
Sesampainya pada waktu ini, dia juga tidak bisa menahan diri untuk kembali kemari.
Beberapa tahun ini dia sudah menganggap Asta seperti lelakinya sendiri, dan dia melakukan segala sesuatu untuk bisa menjadi Nyonya Costan.
Meskipun tidak ada perkembangan apapun, namun Asta tidak pernah menganggap istimewa orang lain, jadi dia berpikir kalau posisi Nyonya Costan pasti akan jatuh kedalam tangannya suatu hari nanti,
Tapi sekarang Samara tiba-tiba muncul…dan membuat Asta dan sepasang iblis kecil itu bersikap berbeda padanya.
Dia pergi ke lantai tempat kamar Samara dirawat, dan belum sempat masuk kedalam kamar, dia mendengar obrolan dua orang suster.
“Menurutmu, pasien wanita di kamar 1802 itu pernah berbuat kebaikan apa di kehidupan lampau, dan mendapatkan pria sebaik ini sebagai balasannya di kehidupan sekarang!”
“Benar! Bahkan dia membantunya menyeka tubuhnya.”
“Lihat wajah wanita itu, sekarang saya mengerti….kehidupan pernikahan yang baik tidak ditentukan dari penampilan, tapi nasibmu!”
1802 adalah kamar pasiennya Samara.
Samantha yang mendengar Asta membantu Samara menyeka tubuhnya merasakan kemarahan dalam hatinya.
Selama beberapa tahun ini…..
Dia juga pernah terluka, dia juga pernah sakit.
Tapi setiap kali dia bertingkah manja untuk mendapatkan perhatian Asta, yang dia dapat hanyalah satu balasan dingin.
“Cari saja dokter.”
Memikirkan perbedaan yang mencolok antara dirinya dan Samara membuat dia mencengkram dinding dengan kuku jarinya dan membuat lima goresan terlihat di dinding itu. Material © of NôvelDrama.Org.
Samara?
Wanita yang sudah mati lima tahun lalu, sekarang bahkan muncul seseorang wanita keji yang memiliki nama yang sama dengannya!
Dia tidak boleh duduk diam.
Kalau dia masih mengambil langkah lunak, pada saatnya saat Samara benar-benar menjadi Nyonya Keluarga Costan, maka habislah semua ini.
Dia berbalik dan meninggalkan rumah sakit, tapi dia sudah membuat keputusan dalam hatinya.
Karena semua orang di Keluarga Costan mengira dia adalah ibu kandung dari Oliver dan Olivia, maka dia harus mempergunakan identitas ‘ibu kandung’ ini dengan baik!
Setelah duduk di kursi penumpang mobil Alphard-nya yang nyaman, Samantha membuat panggilan
Sebelum panggilan itu tersambung, Samantha sudah menangis.
Setelah menunggu bunyi ‘tul—–‘begitu lama, panggilan akhirnya tersambung dan mata Samantha sudah memerah, dan suaranya sudah terdengar bergelar karena menangis.
“Samantha?”
“Iya, kakek…..” Samantha menangis.
Suara Kakek merendah : “Samantha, apa ada orang yang menganggumu?”
“Tidak ada…. Tangisan Samantha semakin dalam : “Kakek, saya…saya hanya salah menelpon….”
“Salah menelpon juga jelaskan padaku, siapa yang menganggumu.” Kakek berkata dengan serius : “Kamu ini terlalu baik, kamu bahkan tidak bisa mengatakan sepatah katapun setelah ditindas? Cepat ceritakan keluh kesahmu padaku!”
Tujuan Samantha tercapai, dia tidak berhenti meneteskan airmatanya tapi sudut bibirnya terus terangkat naik.